Talk to Strangers
"Mas, klambine apik tulisane pacitan i tuku nen ndi?"
"Neng Pacitan lah pak"
"Asli jowo ta sampeyan?"
" Iyo pak, asli Pacitan, pripun?"
"Kancaku okeh seng soko kono"
.
.
.
Dan terjadilah percakapan panjang antara senior beliau, dengan junior saya. Beliau sih yang lebih banyak bicara. Banyak yang beliau sampaikan. Mulai dari bagaimana bisa sampe Palangkaraya, 20 tahun nggak pulang kampung, pekerjaannya, ngapain di Lombok segala macem, sampe beliau nyinggung masalah astral a.k.a ghoib dan sedikit sejarah sama geografi. Di pembahasan terakhir ini yang sangat menarik. Menurut beliau, ilmu astral dari jawa itu bagus dan kuat, apalagi daerah kekuasaan Roro Kidul, termasuk lautan yang lagi kapal seberangi ini. Perlu diketahui kalau perahu lagi aku naikin ini rutenya Lombok-Surabaya dan sedang berada di utara Madura (emang masih Kidul? ). Entah bagaimana kemudian pembahasan merembet ke agama. Orang Indonesia ini udah dijamin masuk surga, yang penting jangan ngambil hak orang lain. Nenek moyang jaman Indonesia dulu udah punya tuhan, islam itu cuma di bawa pedagang Arab dari Malaka trus lari ke Ambon. Aslinya orang Indonesia itu Hindu, (lah Hindu kan juga nggak dari Indonesia). Menurut beliau nggak perlu sholat, takbir-takbir segala macem.
"Mas agama iku podho kabeh, kabeh uwong setara. Agama ki nomer nomer loro, seng pertama iku ojo njupuk hak e wong liyo"
Iyo sih pak bener, bener banget malah. Gak oleh mangan hak e wong liyo. Tapi masak iya agama dikesampingkan?
Ah, pagi itu aku banyak belajar. Betapa sedikit ilmuku, apalagi ilmu agama. Satu bukti bahwa ucapanmu melambangkan seberapa dalam ilmumu. Bapak terima kasih telah mengingatkanku. Bahwa aku harus lebih banyak belajar lagi, biar nggak bisa digoblokin.
.
.
.
Oh ya, beneran emang pulau Sumba ke Australi Timur cuma 1,5 jam?
.
.
*Foto cuma hiasan*
"Neng Pacitan lah pak"
"Asli jowo ta sampeyan?"
" Iyo pak, asli Pacitan, pripun?"
"Kancaku okeh seng soko kono"
.
.
.
Dan terjadilah percakapan panjang antara senior beliau, dengan junior saya. Beliau sih yang lebih banyak bicara. Banyak yang beliau sampaikan. Mulai dari bagaimana bisa sampe Palangkaraya, 20 tahun nggak pulang kampung, pekerjaannya, ngapain di Lombok segala macem, sampe beliau nyinggung masalah astral a.k.a ghoib dan sedikit sejarah sama geografi. Di pembahasan terakhir ini yang sangat menarik. Menurut beliau, ilmu astral dari jawa itu bagus dan kuat, apalagi daerah kekuasaan Roro Kidul, termasuk lautan yang lagi kapal seberangi ini. Perlu diketahui kalau perahu lagi aku naikin ini rutenya Lombok-Surabaya dan sedang berada di utara Madura (emang masih Kidul? ). Entah bagaimana kemudian pembahasan merembet ke agama. Orang Indonesia ini udah dijamin masuk surga, yang penting jangan ngambil hak orang lain. Nenek moyang jaman Indonesia dulu udah punya tuhan, islam itu cuma di bawa pedagang Arab dari Malaka trus lari ke Ambon. Aslinya orang Indonesia itu Hindu, (lah Hindu kan juga nggak dari Indonesia). Menurut beliau nggak perlu sholat, takbir-takbir segala macem.
"Mas agama iku podho kabeh, kabeh uwong setara. Agama ki nomer nomer loro, seng pertama iku ojo njupuk hak e wong liyo"
Iyo sih pak bener, bener banget malah. Gak oleh mangan hak e wong liyo. Tapi masak iya agama dikesampingkan?
Ah, pagi itu aku banyak belajar. Betapa sedikit ilmuku, apalagi ilmu agama. Satu bukti bahwa ucapanmu melambangkan seberapa dalam ilmumu. Bapak terima kasih telah mengingatkanku. Bahwa aku harus lebih banyak belajar lagi, biar nggak bisa digoblokin.
.
.
.
Oh ya, beneran emang pulau Sumba ke Australi Timur cuma 1,5 jam?
.
.
*Foto cuma hiasan*
Komentar
Posting Komentar