Number One
Pacoa jaran atau pacuan kuda di Sumbawa memang terkenal dengan jokinya yang masih kecil atau anak-anak, karena memang kuda di Sumbawa relatif kecil, sehingga tidak kuat jika jokinya dewasa.
Memang ada keseruan tersendiri menyaksikan pacuan dengan joki ciliknya ini. Tapi sangat disayangkan keselamatan sang joki sangat tidak diperhatikan. Terlihat dari perlengkapan yang dipakai joki yang hanya skebo, baju dan celana, helm dan dua buah cambuk. Tidak ada pengaman lain untuk lutut atau siku. Bahkan untuk pelana saja tidak ada. Pun ketika terjadi sebuah insiden, tidak terlihat tim medis yang cukup di lokasi.
Pernah saya diberitahu, bahwa orang tua dan pemilik kuda lebih peduli kepada kuda mereka dari pada anak-anak yang menjadi joki. Mereka memilih menngunakan air untuk memandikan atau minum kuda atau untuk keperluan MCK sang anak. Ketika menang, mereka hanya diberi uang yang tidak seberapa. Sangat tidak sebanding dengan resiko yang mereka hadapi.
Miris deh kalau dilihat dari sisi ini. Pernah kan aku ikutan sekolah komunitas buat ngajarin joki cilik ini tiap sore selama hari pacuan berlangsung (mereka bolos/ijin sekolah). Ada anak yang sampe tulang tangan kanannya patah, juga syarah tubuh bagian kanan terganggu, dan dibiarkan sampe sekarang. Saat itu aku persetan dengan budaya ginian kalo tau kayak gini jadinya. Kenapa sih nggak diadain asuransi, tim medis atau apalah.
Bener-bener disayangkan, masa depan mereka harus dipertaruhkan hanya untuk kesenangan semata. Bukannya apa sih, okelah kita tetep adakan budaya dan lain segala macem, tapi bisa kan keamanan dan keselamatan pelaku budaya diperhatiin.
Komentar
Posting Komentar